Handiwirman Saputra
TAK BERAKAR TAK BERPUCUK
Acrylic, Fiberglass, Resin and Sarong Cloth
2011
Dalam karya tak berakar tak berpucuk ini handiwirman ingin menggambarkan tentang kisahnya sebagai seorang perantauan dari Sumatera ke Jogja untuk meneruskan jenjang Pendidikan di ISI Jogja. Kala itu di Jogja, Handiwirman tidak memiliki kerabat keluarga maupun teman oleh karena itu ada kata TAK BERAKAR dan dengan merantaunya Handiwirman ke Jogja dengan cita-cita atau mimpi yang sangat tinggi dengan kata TAK BERPUCUK. Dapat kita lihat juga sarung melilit merupakan salah satu alat beliau untuk membawa barang ketika merantau dari Sumatera menuju Jogja.
_______________
Handiwirman Saputra (lahir 24 Januari 1975) adalah seorang perupa kontemporer Indonesia. Ia bersama empat orang rekannya, yaitu Jumaldi Alfi, Rudi Mantofani, Yunizar, dan Yusra Martunus, tergabung dalam Kelompok Seni Rupa Jendela (KSR Jendela) yang lahir dan berbasis di kota Yogyakarta, DIY.
Handiwirman Saputra bersama 20 perupa Indonesia lainnya masuk dalam daftar 500 pelukis terlaris di dunia berdasarkan Top 500 Artprice 2008/2009 yang disusun oleh sebuah lembaga analis perkembangan pasar seni rupa dunia, Artprice, yang berbasis di kota Paris, Prancis.
Selain sebagai pelukis, Handiwirman juga dikenal sebagai pematung. Ia merupakan alumni dari Institut Seni Indonesia Yogyakarta (ISI Yogyakarta) (1993-1996). Sebelumnya ia menamatkan pendidikan menengah di salah satu SMA di Bukitinggi, Sumatra Barat.